pustakawangresik’s Blog

berbuat dengan buku

Kunci Kejayaan Islam Ada di Perpustakaan 30 November 2009

Filed under: Kepustakawanan — paiting @ 10:06 AM
Tags: ,

Written by Yossy Suparyo
Saturday, 10 October 2009 23:15 – Last Updated Saturday, 10 october 2009 23:56

Kunci kejayaan umat Islam ada di tangan pustakawan. Pada era keemasan Islam, buku dianggap lambang kemajuan. Ibu peradaban dan kebudayaan.  Perpustakaan dapat dijumpai di mana-mana dengan koleksi buku yang melimpah. Begitu pula pengunjung tetap perpustakaan dan pencinta buku. Situasi di atas terjadi pada zaman Dinasti Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar–Rasyid (786–809M) dan putranya Khalifah Al–Ma’mun (813–833 M).

Kota Baghdad bukan saja terkenal sebagai pusat penerbitan buku, tapi juga pusat penulisan risalah ilmiah, sastra, dan filsafat. Tak heran Baghdad menjadi pusat peradaban dunia. Kondisi sebaliknya dialami warga di daerah Eropa. Saat itu seluruh daratan Eropa mengalami masa kegelapan  pengetahuan.

Mengapa kegiatan ilmiah sangat menonjol pada era Abbassiyah? Kedua khalifah sadar tatanan masyarakat yang baik hanya bisa diraih melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Allah SWT menempatkan “Iqra“ (bacalah) sebagai wahyu pertama yang disampaikan. Ibnu Uda, meriwayatkan Muhammad SAW pernah berkata “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina
sekalipun.“

Perkembangan ilmu pengetahuan dipercepat dengan didirikannya perpustakaan. Perpustakaan menyimpan dan menghimpun ilmu pengetahuan dan informasi yang diperoleh dan dilahirkan umat manusia dari masa ke masa. Ilmu dan informasi itu disampaikan kepada orang lain melalui media rekaman, salah satunya ialah buku. Jadi, perpustakaan berfungsi sebagai pengantar ilmu dan informasi kepada masyarakat yang memerlukannya.

Banyaknya perpustakaan dan melimpahnya buku mencerminkan kesadaran masyarakat Islam saat itu terhadap ilmu pengetahuan. Maka tak heran banyak pustakawan yang lahir. Salah satu diantaranya yang terkenal ialah Muhammad Ibn Ishaq Al–Nadim. Dia menerbitkan suatu buku indeks dengan judul Al–Fihrist, yang merupakan maha karyanya. Kitab Al–Fihrist merupakan indeks buku–buku karya orang arab dan orang nonarab yang ditulis dalam bahasa arab tentang semua cabang pengetahuan, disusun berdasarkan pengarang, asal–usul, dan riwayat hidupnya dan negeri tempat tinggal, sejak cabang ilmu pengetahuan dikembangkan sampai tahun 987–988.

Perpustakaan yang termegah saat itu ialah perpustakaan Bayth Al–Hikmah. Perpustakaan ini didirikan oleh Khalifah Harun Ar–Rasyid dan mencapai puncak kejayaan pada masa anaknya, Khalifah Al Ma’mun. Perpustakaan tersebut sampai pertengahan abad ke–9, koleksinya mencapai kurang lebih satu juta koleksi yang berisi teks berbagai ilmu pengetahuan, sastra, dan filsafat dari pelbagai negeri. Di dalammnya terdapat sebuah ruang baca yang megah dan tempat tinggal para pekerja perpustakaan.

Perpustakaan juga dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan para ilmuan untuk mengadakan diskusi–diskusi ilmiah dan pengamatan bintang. Perpustakaan ini lebih menyerupai sebuah universitas. Perpustakaan tersebut juga berfungsi sebagai kantor penerjemahan, terutama karya–karya kedokteran, filsafat, matematika, kimia, astronomi, dan ilmu alam. Buku–buku yangditerjemahkan didatangkan dari Bizantium dan tempat lainnya.

sumber: http://yossysuparyo.dagdigdug.com